I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Audit
manajemen ataupun pengawasan intern merupakan kebijakan dari prosedur spesifikasi yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen, bahwa sasaran dan tujuan
penting bagi manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Menurut Sukrisno Agoes (1996)
manajemen audit adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu
perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah
dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
Definisi
Internal Auditing menurut Institute of Internal Auditor(IIA) yang di- tulis
oleh Boyton Johnson Kell di dalam buku Modern Auditing (2002:491) adalah
sebagai berikut : “Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta
kon- sultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai
dan memperbaiki kinerja organisasi“.
Tujuan
audit manajemen adalah membantu semua anggota manajemen melak sanakan tanggung
jawab mereka secara efektif. Audit manajemen menyediakan analisis, penilaian
penilaian, rekomendasi, nasihat dan informasi mengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada akhirnya bertujuan untuk
membantu menyelesaikan setiap masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi
perusahaan.Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan
menilai apakah pelaksanaan pengawasan di bidang akuntansi keuangan dan operasi
telah cukup memenuhi syarat.Kemudian melakukan penilaian apakah kebijakan,
rencana dan prosedur prosedur yang telah ditetapkan betul-betul ditaati, apakah
aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan.
Kemudian menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi
perusahaan. Lalu pada akhirnya menilai mutu atas pelaksanaan tugas-tugas yang
telah diberikan pada masing-masing manajemen.
Audit
manajemen dapat dilakukan pada semua aspek yang ada dalam perusahaan, yang
umumnya meliputi audit manajemen fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi
sumber daya manusia, fungsi pembelian, fungsi produksi, audit kepastian mutu
dan audit pengolahan data elektronik (PDE).Salah satu fungsi manajemen yang
memiliki peran yang begitu penting ialah departemen keuangan.Pada perusahaan
berskala besar, kegiatan operasional dan biaya yang ada begitu kompleks
sehingga peran departemen keuangan menjadi sangat penting. Informasi dari
fungsi keuangan menjadi input penting manajemen tingkat atas dalam proses
pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja perusahaan. Sebagai salah satu
perusahaan yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan, PT.Tirta Makna Bahagia yang
bergerak dalam bidang industri air minum dalam kemasan selalu dituntut untuk
memberikan hasil terbaik bagi konsumen.
Dalam
usahanya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi konsumennya, PT.Tirta Makna
Bahagia harus didukung oleh departemen keuangan yang bekerja secara efektif dan
efisien yang tentunya akan memberikan kontribusi positif bagi manajemen puncak
dalam pengambilan keputusan. Walaupun begitu, diduga ada beberapa masalah yang
terjadi terkait dengan fungsi keuangan , antara lain:
1.
Adanya
beberapa prosedur keuangan yang belum dilaksanakan dengan baik yang bisa
mengurangi efektifitas dan efisiensi perusahaan.
2.
Adanya
ketimpangan yang terjadi karena adanya rangkap jabatan yang tidak semestinya.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menggunakan audit
manajemen untuk menilai efektifitas dan efisiensi kegiatan fungsi keuangan pada
PT.Tirta Makna Bahagia. Oleh karena itu, penulis mengambil judul :“Audit
Manajemen atas Fungsi Keuangan pada PT.TirtaMakna Bahagia, Makassar”
B.
Rumusan Masalah
Dalam
kaitannya dengan uraian tersebut di atas, maka penulis mengajukanrumusan
masalah yaitu “ Apakah Audit manajemen atas fungsi keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan sesui dengan harapan.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan audit manajemen fungsi keuangan adalah
sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi
aspek-aspek sistem dan prosedur fungsi keuangan PT. Tirta Makna Bahagia
Makassar kemudian memberikan solusi (rekomendasi perbaikan) terhadap
masalah-masalah yang membuat fungsi keuangan PT. Tirta Makna Bahagia Makassar
berjalan kurang efisien, efektif dan ekonomis.
2.
Menunjukan
bahwa audit manajemen dapat digunakan dalam mengevaluasi efektifitas dan
efisiensi program suatu organisasi dan sekaligus mengevaluasi kesesuaian
pelaksanaannya.
D.
Kegunaan Penelitian
1.
Bagi
Penulis
Penelitian
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan secara mendalam dibidang audit
khususnya mengenai audit manajemen fungsi keuangan dan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin.
2.
Bagi
Perusahaan
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan solusi (rekomendasi perbaikan) terhadap
masalah-masalah yang membuat fungsi keuangan PT. Tirta Makna Bahagia Makassar
berjalan kurang efisien dan efektif serta menjadi bahan pertimbangan pihak
manajemen untuk senantiasa melakukan audit manajemen terhadap fungsi-fungsi
yang ada dalam perusahaan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Audit Manajemen
1.
Pengertian Audit Manajemen
Fungsi
pengawasan dan pengendalian manajemen, menimbulkan aktivitas audit
(pemeriksaan). Secara lebih luas audit juga dibutuhkan dalam menilai
pertanggungjawaban manajemen kepada berbagai pihak yang berkepentingan di dalam
perusahaan. Dari hasil audit dapat diketahui apakah laporan yang diberikan oleh
manajemen sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi atau apakah operasi
yang berjalan sesuai dengan ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang telah
ditetapkan perusahaan.
Menurut
Dale L. Flesher and Steward Siewert yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal, “An
operational audit is an organized search for ways of improving efficiency and
effectiveness. It can be considered a form of constructive criticism
”. Menurut
Holmes dan Overmyer (1975) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal, “ The
management audit means the examination and evaluation of all information
gathering functions and all phases of management functions and activities, in
order to ascertain if operating are conducted in a effective and efficient
manner”. R.A Supriyono (1990) memberikan definisi audit manajemen sebagai
berikut: “Audit manajemen sebagai suatu proses pemeriksaan secara sistematik
yang dilaksanakan oleh pemeriksa independen untuk mendapatkan dan
mengevaluasi
bukti secara objektif atas prosedur dan kegiatan-kegiatan manajemen, serta
mengkomunikasikan hasil pemeriksaannya kepada atasan manajer yang diperiksa dan
disertai dengan bukti dan suati rekomendasi kemungkinan tindakan koreksi”.
Siagian (2001) mendefinisikan audit manajemen sebagai suatu bentuk pemeriksaan
yang bertujuan untukmeneliti dan menilai kinerja perusahaan yang disoroti dari
sudut pandang peningkatan efisiensi, efektifitas dan ptroduktivitas kerja dalam
berbagai komponennya.
Menurut
Institute of Internal Auditor (IIA) yang ditulis oleh Boyton Johnson Kell di
dalam buku Modern Auditing (2002:491) “Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang
independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki
kinerja organisasi“. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
audit manajemen merupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis,
meninjau ulang hasil
perusahaan,
apakah telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif serta mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan pengujian dan penelaan atas
ketidakhematan, ketidakefisiensian maupun ketidakefektifan untuk selanjutnya
memberikan rekomendasi–rekomendasi perbaikan demi tercapainya tujuan
perusahaan.
2.
Tujuan
dan Manfaat Audit Manajemen
a.
Untuk
memberikan informasi kepada manajemen mengenai efektifitas suatu unit atau
fungsi.
b.
Untuk
mengetahui tindakan yang bersifat perventif, artinya untuk menilai apakah ada
situasi dalam perusahaan yang potensial dapat menjadi masalah di masa depan
meskipun pengamatan sepintas mungkin menunjukkan bahwa situasi demikian tidak
dihadapi perusahaan.
c.
Untuk
membandingkan hasil kerja perusahaan secara keseluruhan atau berbagai komponen
di dalamnya dengan standar yang mencakup berbagi bidang kegiatan dan berbagai
sasaran perusahaan yang ditetapkan sebelumnya.
d.
Untuk
dijadikan sebagai upaya investigasi. Bagi manajemen untuk memutuskan
melaksanakan audit manajemen ialah karena ada sinyal elemen bahwa dalam
perusahaan terdapat masalah tertentu yang harus segera diketahui penyebabnya
dan dengan demikian dapat diambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Siagian
(2001) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutan terhadap
perkembangan audit manajemen karena jika digunakan dengan tepat maka audit
manajemen bisa memberi manfaat yang besar yaitu:
a)
Memungkinkan
manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yang tidak
memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan.
b)
Membantu
manajemen dalam peningkatan produktifitaskerja dari berbagai komponen
organisasi.
c)
Memungkinkan
manajemen mengidentifikasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategis untuk
mengatasi dan menghilangkannya.
d) Memantapkan penerapan pendekatan
kesisteman dalam menjalankan roda organisasi.
e)
Memungkinkan
manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yang tepat.
f)
Membantu
manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana berbagai
kegiatan dalam perusahaan yang akan membantu para tenaga kerja operasional
melakukan kegiatan masing-masing dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang
lebih tinggi
g)
Mengidentifikasikan
dengan tepat berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam manajemen
sumber daya manusia.
h)
Membantu
manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi pimpinan
sesuai dengan kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan.
Apabila
audit manajemen dilakukan secara berkala maka audit manajemen bisa menunjukkan
masalah ketika masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikian audit
manajemen merupakan alat manajemen yang membantu manajemen dalam mencapai
tujuan karena tindakan korektif dapat dilakukan untuk pemecahan masalah apabila
ditemukan inefisiensi dan inefektifitas.
3.
Ruang
Lingkup Dan Sasaran Audit Manajemen
Ruang
lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian
tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bevariasi,
bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk
beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan yang menjadi
sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program dan
bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih
memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas. Sasaran pemeriksaaan dapat dibagi menjadi tiga elemen penting,
yaitu:
a.
Kriteria
(Criteria)
Kriteria
merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/ kelompok di dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
b.
Penyebab
(Cause)
Penyebab merupakan tindakan
(aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam
perusahaan.Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya negatif, program-program/aktivitas
berjalan dengan tingkat efektivitas, efisiensi yang lebih rendah dari standar
yang telah ditetapkan.
c.
Akibat
(effect)
Akibat merupakan perbandingan antara
penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.Akibat negatif
menunjukan program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih
rendah dari kriteria yang ditetapkan.Sedangkan akibat positif menunjukan bahwa
program/aktivitas telah berjalan secara baik dengantingkat pencapaian yang
lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.
4.
Perbedaan
Audit Manajemen dan Audit Keuangan
Audit
manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dan kelemahan- kelemahan yang
terjadi pada pengolahan program/aktivitas perusahaan, menganalisis akibat yang
ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan yang
berkaitan dengan kelemahan tersebut agar dicapai perbaikan pengelolaan dimasa
yang akan datang. Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan auditnya pada
data-data transaksi, proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat
perusahaan.
5.
Tipe
Audit Manajemen
Menurut
Tunggal (2000), terdapat tiga kategori audit manajemen, yaitu:
a.
Audit
Fungsional (Functional Audit)
Suatu audit fungsional berhubungan
dengan satu atau fungsi yang lebih banyak dalam suatu organisasi. Ia mungkin
berhubungan dengan fungsi upah untuk suatu divisi untuk perusahaan secara
keseluruhan. Suatu audit fungsional mempunyai keuntungan memungkinkan
spesialisasi olehauditor. Staf auditor tertentu dalam manajemen audit dapat
mengembangkan keahlian dalam area, seperti perekayasaan produki. Mereka dapat
lebih efisien menghabiskan semua waktu mereka dalam memeriksa area tersebut.
Kelemahan dalam audit fungsional ialah kealpaan dalam menilai fungsi yang
saling behubungan.
b.
Audit
Organisasional (Organizational Audit)
Suatu unit organisasional
berhubungan dengan unit organisasi secara keseluruhan, seperti departemen,
cabang atau anak perusahaan. Tekanan dalam audit organisasi adalah bagaimana
efisien dan efektifnya fungsi-fungsi berinteraksi. Rencana organisasi dan
metode untuk mengkoordinasikan aktivitas khususnya adalah penting untuk tipe
auditini.
c.
Penugasan
Khusus (Special Asignment)
Penugasan khusus audit manajemen
timbul karena permintaan manajemen. Terdapat variasi yang luas untuk audit
demikian. Sebagai contoh, audit ini termasuk menentukan sebab-sebab suatu
sistem EDP yang tidak efektif, penyelidikan kemungkinan adanya kecurangan dalam
divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk.
6.
Karakteristik
Audit Manajemen
Audit
manajemen mempunyai beberapa karakteristik penting. Karakteristik tersebut
meliputi :
a.
Tujuan
Pemeriksaan.
Tujuan pemeriksaan manajemen adalah
membantu semua peringkat manajemen dalam meningkatkan perencanaan dan
pengendalian manajemen dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan
prosedur serta rekomendasi kepada manajemen untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan ekonomisasi.
b.
Independensi.
Agar manfaat pemeriksaan manajemen
dapat dicapai, maka pemeriksaan tersebut harus bersifat independen.
c.
Pendekatan
Sistematis.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan
audit manajemen perlu digunakan pendekatan yang sistematis dan metode-metode yang
konsisten.
d.
Kriteria
Prestasi.
Dengan kriteria prestasi pelaksanaan
dapat dibandingkan dan dievaluasi.
e.
Bukti
Pemeriksaan.
Auditor harus dapat merencanakan dan
melaksanakan prosedur yang dirancang untuk memperoleh bukti yang cukup untuk
mendukung temuan–temuan dan kesimpulan-kesimpulan serta rekomendasi yang
dibuatnya.
f.
Pelaporan
dan Rekomendasi.
Karakteristik yang membedakan antara
audit manajemen dengan jenis audit lainnya adalah terletak pada laporan audit.
Dalam audit manajemen , laporan audit menekankan pada temuan-temuan selama
pemeriksaan, pembuatan kesimpulan, dan rekomendasi untuk meningkatkan sistem
perencanaan dan pengendalian manajemen.
7.
Prinsip
Dasar Audit Manajemen
Ada tujuh
prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat
mencapai tujuan dengan baik. Menurut IBK.Bayangkara (2008:5) dalam bukunya yang
berjudul ”Audit Manajemen Prosedur danImplementasi” yang menyebutkan tujuh
prinsip dasar, yaitu :
1)
Audit
dititik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.
2)
Prasyarat
penilaian terhadap kegiatan objek audit
3)
Pengungkapan
dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif.
4)
Indentifikasi
individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi.
5)
Penentuan
tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
6)
Pelanggaran
hukum.
7)
Penyelidikan
dan pencegahan kecurangan.
8.
Yang
Melakukan Audit Manajemen
Menurut
Tunggal (2000) bahwa pihak-pihak yang bisa melakukan audit manajemen antara
lain:
a)
Internal
Auditor
Apabila
perusahaan memiliki komite audit sendiri maka biaya yang dikeluarkan untuk
aktivitas tersebut kecil dibanding dengan menggunakan jasa pihak lain. Internal
auditor yang bekerja untuk perusahaan tertentu tentunya akan berusaha
mengembangkan kemampuannya dalam rangka kemajuan perusahaan tersebut.
b)
Akuntan
Pemerintah
Akuntan
pemerintah dapat juga diminta untuk melakukan pemeriksaan manajemen.Mereka
biasanya memberi perhatian kedua-duanya, baik audit keuangan dan audit
manajemen.
c)
Akuntan
Publik
Perusahaan
juga bisa menunjuk sebuah kantor akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan
manajemen. Biasanya penugasan ini terjadi hanya kalau perusahaan tidak
mempunyai staf internal audit atau staf internal audit kurang keahliaannya
dalam area tertentu. Sebagai contoh, suatu perusahaan meminta kantor akuntan
menilai efisiensi dan efektifitas dari sistem komputernya.
9.
Tahap
- Tahap Audit Manajemen
Ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar
dapat dikelompokan manjadi lima menurut IBK.Bayangkara dalam bukunya yang
berjudul “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” (2008:9) yang menyebutkan
lima tahapan audit manajemen, yaitu :
a.
Audit
Pendahuluan
b.
Review
dan Pengujian Pengendalian Manajemen
c.
Audit
Terperinci
d.
Pelaporan
e.
Tindak
lanjut
Penjelasan
mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen adalah sebagai
berikut:
1.
Audit
Pendahuluan.
Audit
pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek
audit yang dilakukan.Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan
terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas
yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk
mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan
yang diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya
jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan.
Daftar
pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah
yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian
akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti
untuk memperkuat jawaban yang diterima.
2.
Review
dan Pengujian Pengendalian Manajemen.
Pada tahap
ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen
dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor
dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan
lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai
aktivitas yang dilakukan.
Jika
dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit
pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemenini dapat mendukung tujuan
audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada
beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit
memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.
3.
Audit
Terinci
Pada tahap
ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung
tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan
temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain
dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang
cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja
audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang
diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang
diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit
dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis yang
mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tujuan
mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam menilai
kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.
4.
Pelaporan.
Tahapan
ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai
kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif
(menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit
dan rekomendasi).Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah
dimengerti sertamenarik untuk ditindaklanjuti.Walaupun laporan formal dapat
dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen audit.Laporan informal ini
harus dibuat selama audit.Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu
ineffisiensi yang serius selama survei pendahuluan.Ia harus menyelidiki,
menilai dan melaporkan segera daripada menunggu audit selesai.
5.
Tindak
lanjut
Sebagai
tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Oleh
karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan
hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan
perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit
akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi
kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh
pihak yang diaudit.
10. Laporan Hasil Audit
Hasil
akhir dari audit manajemen adalah laporan hasil audit. Laporan audit manajemen
perlu disusun secara cermat, jelas, ringkas dan objektif. Laporan hasil audit
manajemen pada umumnya berisi penjelasan mengenai tujuan dan ruang lingkup
penugasan, prosedur dan pendekatan yang digunakan oleh pemeriksa, temuan-temuan
dan hasil pemeriksaan serta rekomendasi untuk perbaikan. Laporan hasil
pemeriksaan hendaknya meliputi dan disusun secara berurutan sebagai berikut :
a.
Informasi
latar belakang Informasi latar belakang yang disajikan oleh pemeriksa harus
dapat memberikan gambaran latar belakang permasalahan yang sama diantara
pemeriksa dan pengguna laporan. Informasi tersebut antara lain :
1.
Kapan organisasi itu didirikan.
2.
Apa
tujuan pendirian organisasi, pelaksanaan kegiatan atau tujuan program.
3.
Apa
karakteristik kegiatan dan seberapa luas ruang lingkup aktivitasnya.
4.
Siapa
yang mengepalai organisasi dan siapa saja yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan atau program.
5.
Alasan
apa yang mendasari dilakukannya audit manajemen.
b.
Kesimpulan
audit yang disertai dengan bukti-bukti yang mendukung tujuan audit.
c.
Rumusan
saran yang berhasil diformulasikan.
Saran-saran yang diajukan oleh
pemeriksa pada umumnya berupa anjuran yang berisikan hal-hal apa saja yang
seharusnya dilakukan untuk mendorong organisasi melakukan perbaikan atas
kinerja yang akan datang. Rumusan saran harus singkat karena ditujukan untuk
memberikan dasar perbaikan prestasi manajemen di masa yang akan datang,
dirumuskan dengan mengingat prinsip biaya efektifitas serta sifat praktis.
Wewenang untuk melakukan tindak lanjut dan upaya perbaikan tetaplah pada
manajemen organisasi.
d.
Lingkup
pemeriksaan
Lingkup pemeriksaan menunjukkan
berbagai aspek kegiatan pihak kedua dan periode waktu kegiatan yang ditinjau
kembali oleh pemeriksa.Lingkup pemeriksaaan harus juga mengidentifikasi secara
jelas seberapa mendalam peninjauan kembali yang dilakukan untuk masing-masing
aspek kegiatan pihak kedua.Laporan tersebut hendaknya dapat memberikan motivasi
kepada unit manajemen yang diperiksa untuk melaksanakan tindak lanjut atas
rekomendasi-rekomendasi yang disajikan dalam laporan tersebut.
B.
Fungsi Keuangan
1. Pengertian Fungsi Keuangan
Fungsi
keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang
dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang
telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari
berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan.
Dalam buku
“Manajemen audit” yang ditulis oleh Hamilton (1986:40) menyatakan bahwa dalam
perusahaan skala besar ataupun kecil, fungsi keuangan adalah sebagai alat utama
dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan :
a.
Bagian
keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang
b.
Pengarahan
dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam menghasilkan pendapatan
bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan.
2. Kegiatan Fungsi Keuangan
Berdasarkan
data setiap hari, fungsi keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang
utama seperti strategi harga dan analisis biaya yang dibutuhkan.Strategi harga
dalam perusahaan adalah merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya.
Pemikiran harga yang ditingkatkan harus menunjukan bukti peningkatan keuangan yang
layak seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan
dimasa yang akan datang.
Fungsi
keuangan harus menjamin adanya sistem yang sama untuk penyusunan kegiatan dan
biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Halini harus disusun dengan baik untuk
melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan
organisasi yang sempurna serta unsur-unsurpelaksanaan.
Audit
manajemen terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi berbeda
objeknya, yaitu :
a.
Memeriksa
dan mengevaluasi keefektifan bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan
penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan
dari berbagai macamunit.
b.
Pemeriksaan
ini adalah untuk mengatur efisiensi di dalam fungsi keuangan yang berhubungan
dengan keuangan, akuntansi, budget dan pedoman kebijaksanaan dan
standar-standar.
3. Prosedur Pengendalian Fungsi
Keuangan
Prosedur
pengendalian dapat ditetapkan pada suatu jenis transaksi atau diterapkan secara
luas dan diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan pengendalian dan
sistem akuntansi. Halim (1997) selanjutnya mengklasifikasikan prosedur
pengendalian sebagai berikut :
a.
Otorisasi
yang semestinya dan transaksi dan kegiatan
b.
Pemisahan
tugas dan tanggung jawab yang memadai
c.
Perancangan
dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
d.
Perlindungan
yang memadai atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan.
e.
Pengecekan
secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya terhadap
jumlah yang harus dicatat.
C.
Hipotesis
Berdasarkan masalah di atas diduga
bahwa fungsi manajemen keungan pada PT. Tirta Magna Bahagia Makassar belum
berjalan secara efektip da efisien.
III. METODE
PENELITIAN
A.
Daerah dan Waktu Penelitian
Lokasi
Penelitian dalam skripsi ini adalah PT.Tirta Makna Bahagia yang bergerak di
bidang industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang terletak di Jalan Andi
Pettarani No.18, Makassar.Sedangkan waktu yang digunakan dalam melakukan
penelitian yaitu bulan Aoril dan bulan Mei tahun 2014
B.
Metode Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif.Data
kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam bentuk
informasi baik secara lisan maupun tulisan.Contohnya bisa berupa penjelasan
dari pejabat yang berwenang langsung terhadap kebijakan perusahaan yang
dilaksanakan, job description, dan struktur organisasi perusahaan.
C.
Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data berasal dari :
1. Data primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data tersebut diperoleh dengan
cara melakukan pengamatan langsung dan wawancara atau pengajuan pertanyaan
kepada pejabat perusahaan yang bersangkutan.
D.
Metode Operasional
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan berkunjung langsungke tempat penelitian untuk
memperoleh data-data yang relevan dengan penelitian baik melalui wawancara
langsung ataupun dengan menjalankan kuisioner kepada pejabat yang berwenang.
2. Penelitian Kepustakaan (Library
Research) Penelitian ini dilakukan dengan membaca buku atau literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini.
E.
Metode Analisis
Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tahapan audit manajemen,
yaitu sebagai berikut:
1. Survei Pendahuluan (Relimenary
Survey).
Tujuan dari survei pendahuluan
adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang dalam waktu yang
relatif singkat mengenai semua aspek organisasi kegiatan program atau sistem
yang dipertimbangkan untuk diperiksa agar dapat diperoleh pengetahuan atau
gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.
2. Review dan Pengujian Pengendalian
Manajemen (Review and Testing of Management Control System).
Tahap ini dimaksudkan untuk
mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tujuan pemeriksaan
sementara (tentative audit objective) yaitu kriteria, penyebab dan akibat
dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang
berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen dan untuk memastikan bahwa
bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas
dalam pengujian terinci(detailed examination).
3. Pengujian Terinci (Detailed
Examination).
Pada
tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup kompeten material
dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan
manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-penyimpangan
terhadap kriteria dalam tujuan pemeriksaan yang pasti (firm audit objective)
dan bagaimana akibat dari penyimpangan-penyimpangan tersebut dan besar kecil
akibat tersebut yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Bukti yang
dikumpulkan harus diikthisarkan masing-masing berkaitan dengan kriteria,
penyebab dan akibat
4. Pengembangan Laporan (Report
Development).
Temuan
audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus direview oleh
manajer audit sebelum didiskusikan dengan auditee. Komentar dari auditee
mengenai apa yang disajikan dalam konsep laporan harus diperoleh.
DAFTAR
PUSTAKA
Agoes, Sukrisno.1996. Auditing:
Pemeriksaaan Akuntan. Jilid II. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Boynton, William, Raymond N, Johnson,Walter
G.Kell.2003. Modern Auditing. Ahli
Bahasa: Ichsan Stiyo Budi dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga, Edisi Ketujuh.
Courtemanche,Gil.1997. Pandangan
Baru Internal Auditing. Editor:Hiro Tugiman. Yogyakarta:Kanisius.
Hamilton, Alexander.1986. Manajemen
Audit : meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Surabaya:Usaha Nasional.
IBK. Bayangkara.2008. Audit
Manajemen:Prosedur dan Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.
Jung,ST.Dian.2001. Audit
Manajemen:Efektifitas dan Efisiensi Perusahaan Anda. Jakarta :PT.Bumi Aksara
Siagian, P.Sondang.2001. Audit
Manajemen. Jakarta:Bumi Aksara.
Tunggal, Amin Widjaya.2000.
Management Audit:suatu pengantar. Cetakan kedua.Jakarta : Rineka Cipta.
2000.
Audit Manajemen Kontemporer .Cetakan kedua.
Jakarta:Harvarindo.
Widjayanto,Nugroho.1985. Pemeriksaan
Operasional Perusahaan. Jakarta:LPFE Universitas Indonesia
31
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar